Meninggkatkan Teknologi PerFilman Jakarta (ANTARA News) - Cadangan batu bara Indonesia yang sebagian besar berkualitas rendah bisa ditingkatkan kualitasnya dengan teknologi pengering Steam Tube Dryer (STD).
Di sela lokakarya tentang STD di Jakarta, Kamis, perwakilan perusahaan pengembang teknologi itu bekerja mengurangi kadar air batu bara dengan sistem pemanasan.
"Karena batu bara yang dikeringkan ini akan meninggalkan pori-pori yang besar dan mudah terbakar jika bersentuhan dengan udara, maka harus langsung digunakan, artinya STD sepanjang 40 meter ini harus ditempatkan dekat PLTU," kata Managing Executive Officer Tsukishima Kikai Co, Koji Miwa.
Tapi jika batu bara yang ditingkatkan kadar kalorinya akan diekspor maka perlu ada proses lanjutan berupa yakni menutupnya dengan tar kemudian ditekan, kata dia.
Menurut Deputi TI, Energi, Material, Lingkungan pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto teknologi itu sudah diujicoba di Puspiptek Serpong dan terbukti bisa meningkatkan kandungan kalori batu bara dari 4.000 Kkal per kilogram menjadi 6.000 Kkal per kilogram.
Ia menjelaskan, batu bara yang sudah ditingkatkan kualitasnya bisa digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan pembakaran yang efisien, bersih dan ramah lingkungan.
"Karena membakar batu bara muda di PLTU menurunkan efisiensi. Pengalaman operasi sejumlah PLTU baru dalam program 10.000 MW menunjukkan adanya penurunan kapasitas yang signifikan bila dioperasikan dengan batubara berkalori di bawah 4.800 Kkal per kilogram," katanya.
Ia menambahkan, STD berkapasitas 500 ton per jam seharga sekitar 50 juta dolar AS per unit sudah digunakan di tiga lokasi PLTU di Korea.
"Teknologi ini bisa jadi solusi bagi PLN yang selama ini hanya mendapat pasokan batubara muda, berhubung 35 persen cadangan batubara berkualitas baik kita diekspor," kata Dirjen Mineral dan batubara Kementerian ESDM Thamrin Sihite Meninggkatkan Teknologi PerFilman
Di sela lokakarya tentang STD di Jakarta, Kamis, perwakilan perusahaan pengembang teknologi itu bekerja mengurangi kadar air batu bara dengan sistem pemanasan.
"Karena batu bara yang dikeringkan ini akan meninggalkan pori-pori yang besar dan mudah terbakar jika bersentuhan dengan udara, maka harus langsung digunakan, artinya STD sepanjang 40 meter ini harus ditempatkan dekat PLTU," kata Managing Executive Officer Tsukishima Kikai Co, Koji Miwa.
Tapi jika batu bara yang ditingkatkan kadar kalorinya akan diekspor maka perlu ada proses lanjutan berupa yakni menutupnya dengan tar kemudian ditekan, kata dia.
Menurut Deputi TI, Energi, Material, Lingkungan pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto teknologi itu sudah diujicoba di Puspiptek Serpong dan terbukti bisa meningkatkan kandungan kalori batu bara dari 4.000 Kkal per kilogram menjadi 6.000 Kkal per kilogram.
Ia menjelaskan, batu bara yang sudah ditingkatkan kualitasnya bisa digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan pembakaran yang efisien, bersih dan ramah lingkungan.
"Karena membakar batu bara muda di PLTU menurunkan efisiensi. Pengalaman operasi sejumlah PLTU baru dalam program 10.000 MW menunjukkan adanya penurunan kapasitas yang signifikan bila dioperasikan dengan batubara berkalori di bawah 4.800 Kkal per kilogram," katanya.
Ia menambahkan, STD berkapasitas 500 ton per jam seharga sekitar 50 juta dolar AS per unit sudah digunakan di tiga lokasi PLTU di Korea.
"Teknologi ini bisa jadi solusi bagi PLN yang selama ini hanya mendapat pasokan batubara muda, berhubung 35 persen cadangan batubara berkualitas baik kita diekspor," kata Dirjen Mineral dan batubara Kementerian ESDM Thamrin Sihite Meninggkatkan Teknologi PerFilman
Anda sedang membaca artikel tentang
Meninggkatkan Teknologi PerFilman
Dengan url
http://ngobimenonton.blogspot.com/2012/04/meninggkatkan-teknologi-perfilman.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Meninggkatkan Teknologi PerFilman
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Meninggkatkan Teknologi PerFilman
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar